
Salah satu pertanyaan yang sering muncul di kalangan penggemar sinema klasik Indonesia adalah mengenai sosok Wolly Sutinah, aktris senior yang dikenal dengan julukan 'Nenek Lincah'. Rasa ingin tahu tentang kapan Wolly Sutinah lahir menjadi kunci untuk memahami perjalanan panjang kariernya di dunia hiburan Tanah Air. Wolly Sutinah, yang meninggalkan jejak tak terhapuskan dalam sejarah perfilman Indonesia, memang memiliki kisah hidup yang menarik, dimulai dari tahun kelahirannya yang menjadi tonggak awal perjalanannya.
Kapan Wolly Sutinah Lahir? Mengungkap Tanggal Penting
Berdasarkan catatan sejarah dan sumber-sumber tepercaya, Wolly Sutinah lahir pada tahun 1916. Informasi ini menegaskan bahwa beliau adalah salah satu seniman dari generasi awal perfilman Indonesia, yang telah berkarya sejak era pra-kemerdekaan hingga masa modern. Kelahiran di awal abad ke-20 ini menempatkan Wolly Sutinah sebagai saksi bisu sekaligus pelaku aktif perubahan besar dalam industri hiburan, dari panggung sandiwara keliling hingga layar lebar berwarna. Tahun kelahirannya ini menjadi fondasi bagi pemahaman kita akan dedikasi dan konsistensinya di dunia seni peran selama puluhan tahun.
Perjalanan Karier Sang Aktris Serba Bisa
Setelah mengetahui kapan Wolly Sutinah lahir, mari kita telusuri sekilas perjalanan kariernya yang gemilang. Wolly Sutinah memulai kariernya di dunia sandiwara dan tonil pada era 1930-an, mengasah kemampuan aktingnya dari panggung ke panggung. Transisinya ke dunia film terjadi pada era 1940-an, dan sejak itu, wajahnya akrab di layar lebar. Beliau dikenal karena kemampuannya memerankan berbagai karakter, mulai dari peran antagonis yang menyebalkan hingga sosok nenek yang lucu dan bijaksana. Fleksibilitas aktingnya inilah yang membuatnya terus diminati oleh para sutradara lintas generasi.
Dalam rentang waktu puluhan tahun, Wolly Sutinah telah membintangi lebih dari 100 judul film, menjadikannya salah satu aktris dengan filmografi terbanyak di Indonesia. Beberapa film populernya antara lain "Si Buta dari Goa Hantu" (1970), "Nyi Blorong" (1982), dan "Gita Cinta dari SMA" (1979). Tidak hanya di film, beliau juga aktif di dunia sinetron televisi hingga akhir hayatnya, menunjukkan semangat dan kecintaan yang tak terbatas pada seni peran. Kontribusinya terhadap industri film Indonesia sangat besar, tidak hanya melalui jumlah karya, tetapi juga melalui kualitas akting yang selalu prima dan konsisten.
Dedikasi Wolly Sutinah terhadap dunia seni peran patut diacungi jempol. Meskipun lahir di era yang sangat berbeda dan menyaksikan banyak perubahan, beliau mampu beradaptasi dan terus berkarya dengan semangat yang tak pernah padam. Kehadirannya di layar adalah pengingat akan kekayaan sejarah perfilman Indonesia dan talenta luar biasa yang dimilikinya. Wolly Sutinah meninggal dunia pada 14 September 2001, meninggalkan warisan seni yang tak ternilai bagi generasi penerus.
Posting Komentar