Trump Kembali Tuduh Obama Lakukan Pengkhianatan, Seret Putin dan Alihkan Perhatian?

Table of Contents
Trump Kembali Tuduh Obama Lakukan Pengkhianatan, Seret Putin dan Alihkan Perhatian?

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melontarkan tuduhan serius terhadap pendahulunya, Barack Obama. Trump menuduh Obama melakukan "pengkhianatan" dengan memimpin konspirasi untuk menghubungkan Trump dengan Rusia secara tidak benar, demi merusak kampanye pilpres 2016. Pernyataan ini muncul sebagai respons atas komentar Kepala Intelijen Nasional, Tulsi Gabbard, yang sebelumnya mengancam akan menyeret pejabat era Obama ke Departemen Kehakiman. Trump menegaskan adanya bukti atas tuduhannya, menyebut upaya tersebut sebagai percobaan pencurian pemilu.

Juru bicara Obama, Patrick Rodenbush, langsung membantah tuduhan tersebut sebagai upaya pengalihan isu yang tidak berdasar. Meskipun Trump dikenal sering melontarkan teori konspirasi dan menyerang Obama, tuduhan kali ini dinilai sebagai yang paling ekstrem. Klaim Gabbard tentang "konspirasi pengkhianatan" juga telah ditolak oleh pihak Demokrat sebagai tuduhan yang keliru dan bermotif politik.

Laporan intelijen AS tahun 2017 memang menemukan campur tangan Rusia dalam pemilu 2016, tetapi menegaskan bahwa dampaknya terbatas dan tidak ada bukti manipulasi hasil suara secara langsung. Laporan bipartisan Senat AS tahun 2020 juga menemukan upaya Rusia untuk memengaruhi pemilu, tetapi melalui operator politik Partai Republik. Rodenbush menekankan bahwa tidak ada dalam dokumen yang dirilis Gabbard yang membantah kesimpulan umum tentang campur tangan Rusia.

Beberapa pengamat berpendapat bahwa tuduhan Trump ini merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian dari tekanan yang ia hadapi terkait desakan untuk membuka informasi soal Jeffrey Epstein. Ketika ditanya tentang Epstein, Trump malah kembali menyerang Obama dan Hillary Clinton, bahkan menyebut Obama berupaya kudeta dan menyatakan saatnya untuk "membalas". Tuduhan ini dibantah oleh anggota DPR Demokrat, Jim Himes, dan Senator Republik Marco Rubio, yang sebelumnya memimpin penyelidikan Senat yang menyimpulkan tidak ada bukti politisasi dalam perilaku komunitas intelijen terkait pemilu 2016.

sumber : indonewstoday

Tuduhan terbaru Trump juga termasuk klaim bahwa Obama menggunakan tanda tangan otomatis dan tuduhan serupa terhadap Joe Biden, yang keduanya dibantah keras. Tinjauan CIA yang dirilis Juli lalu juga membantah tudingan Gabbard, tetap menegaskan bahwa Vladimir Putin mengarahkan operasi untuk memengaruhi pemilu demi Trump. Pernyataan-pernyataan Trump ini menimbulkan kontroversi dan perdebatan politik yang intensif.

Posting Komentar